PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN MENGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Pengambilan keputusan di dunia yang dinamis dan
berkembang pesat merupakan tantangan utama. Pengambilan keputusan pada dasarnya
melibatkan satu set alternatif dan pilihan yang paling tepat dari
alternatif-alternatif tersebut untuk dieksekusi.
Pada dasarnya kita semua adalah pengambil keputusan.
Segala sesuatu yang kita lakukan secara sadar atau tidak adalah hasil dari
beberapa keputusan. Informasi yang kita kumpulkan membantu kita memahami
kejadian, mengembangkan penilaian yang baik, yang selanjutnya untuk membuat
keputusan tentang kejadian ini.
Pada saat
pengambilan keputusan, secara tipikal terdapat tiga kondisi/situasi yang
dihadapi pengambil keputusan, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kepastian dari hasil (payoff, outcome) yang akan terjadi. Tiga jenis
kondisi itu ialah:
1.
Pengambilan
keputusan di bawah Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang
mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap kemungkinan
tidak diketahui
2.
Pengambilan
keputusan di bawah risiko – mengacu
kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari
suatu keputusan, dan probabilitas setiap hasil diketahui atau dapat diperkirakan
oleh pengambil keputusan
3.
Keputusan
di bawah kondisi Kepastian – mengacu
kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu
keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambil keputusan.
Kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya
terletak pada ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi, tetapi juga
disebabkan karena kita berhadapan dengan masalah yang sangat kompleks, dimana
banyak faktor ikut terkait.
Di luar ketiga
jenis di atas, Thomas L. Saaty, Profesor pada Wharton School of Economics,
Amerika serikat (1971-1915) mengembangkan metode analisis keputusan yang diberi
nama Analytical
Hierarchy Process (AHP). Menurut Saaty,
kerumitan dalam pengambilan keputusan itu ialah karena keragaman kriteria.
Pada dasarnya metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas
Saaty, memecah-mecah suatu situasi ke dalam bagian-bagian komponennya dan
menata bagian atau variabel ini ke dalam suatu susunan hirarki.
Proses hirarki analisis memiliki prinsip dasar sebagai
berikut:
1. Menyusun
secara hirarkis, yaitu memecah
persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah.
Pertama kita
harus mendefinisikan situasi dengan seksama, memasukkan sebanyak mungkin
rincian yang relevan, lalu menyusun model secara hirarki yang terdiri atas
beberapa tingkat rincian, yaitu fokus masalah, kriteria, dan alternatif. Fokus masalah merupakan masalah utama yang perlu dicari solusinya dan terdiri hanya
atas satu elemen yaitu sasaran menyeluruh. Selanjutnya, Kriteria merupakan
aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan atas fokus
masalah. Untuk suatu masalah yang kompleks atau berjenjang, kriteria dapat
diturunkan kepada sub-sub kriteria. Dengan demikian kriteria bisa terdiri lebih
dari satu tingkat hirarki. Yang terakhir adalah Alternatif, merupakan
berbagai tindakan akhir dan merupakan pilihan keputusan dari penyelesaian
masalah yang dihadapi.
Contoh : Pengambilan keputusan untuk memilih Bank
untuk menabung. Hirarki tingkat 1 adalah keputusan memilih Bank. Dalam memilih
Bank ini terdapat bebagai kriteria yang perlu dipertimbangkan, yaitu Lokasi,
Pelayanan dan Bunga yang diberikan, ketiga hal ini merupakan hirarki tingkat
kedua. Pada tingkat ketiga ialah berupa alternatif tiga Bank yang
dipertimbangkan untuk dipilih, misalkan Bank A, B, dan C. Selanjutnya tingkatan
hirarki dapat digambar sebagai berikut.
2. Menetapkan
prioritas, yaitu menentukan peringkat
elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
Setelah
menyusun hirarki, selanjutnya memberikan penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh
terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini lebih mudah dilihat bila
disajikan dalam bentuk matriks (tabel) yang diberi nama matriks berpasangan (pairwise comparison). Pertanyaan yang biasa dilakukan dalam meyusun skala kepentingan adalah.
(1) Elemen mana yang lebih
(penting/disukai/mungkin/…),
(2) Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/…)?
Dalam menentukan skala dipakai patokan sebagai
berikut:
Dalam penilaian
kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma berbalikan (reciprocal) yakni: jika
A dinilai 3 kali B maka otomatis B adalah sepertiga A. Dalam bahasa matematika
A=38 B=1/3A.
Untuk memperoleh perangkat prioritas menyeluruh bagi
suatu persoalan keputusan, kita harus menyatukan atau mensintesis pertimbangan
yang dlbuat dalam melakukan pembandingan berpasang, yaitu melakukan suatu
pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan satu bilangan tunggal yang
menunjukkan prioritas setiap elemen. Elemen dengan bobot tertinggi adalah
alternatif/rencana yang patut dlpertimbangkan untuk dipilih
3.Mengukur
konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen
dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan
kriteria yang logis.
Proses AHP mencakup pengukuran konsistensi yaitu
apakah pemberian nilai dalam pembandingan antar obyek telah dllakukan secara
konsisten. Ketidakkonsistenan dapat timbul karena miskonsepsi atau
ketidaktepatan dalam melakukan hirarki, kekurangan informasi, kekeliruan dalam
penulisan angka, dan lain-lain. Salah satu contoh dalam inkonsistensi dalam
matriks pembandingan ialah dalam menilai mutu suatu produk. Misalkan, dalam
preferensisi pengambil keputusan, A 4x lebih baik dari B, B 3x lebih baik dari
C, maka seharusnya A 12x lebih baik dari C. Tetapi jika dalam pemberian nilai,
A diberi nilai 6x lebih dari C, berarti terjadi inkonsistensi.
Rasio
konsistensi (consistency
ratio, CR) menunjukkan sejauh mana analis konsisten dalam
memberikan nilai pada matrik pembandingan. Secara umum, hasil analisis dianggap
konsisten jika memiliki CR ? 10%. Jika nilai CR > 10%, perlu dipertimbangkan
untuk melakukan reevaluasi dalam penyusunan matriks pembandingan.
A.
PERHITUNGAN MATRIK PERBANDINGAN
ANTAR KRITERIA
1. Matriks
perhitungan tiap kriteria
|
|||||
kuantitas
dan Kualitas
|
Ketaatan
|
Kerja Sama
|
Semangat
Kerja
|
Disiplin
|
|
kuantitas
dan Kualitas
|
1
|
0,333333333
|
0,2
|
0,142857143
|
0,333333333
|
Ketaatan
|
3
|
1
|
5
|
0,333333333
|
0,142857143
|
Kerja Sama
|
5
|
0,2
|
1
|
0,333333333
|
0,333333333
|
Semangat
Kerja
|
7
|
3
|
3
|
1
|
3
|
Disiplin
|
3
|
7
|
3
|
0,333333333
|
1
|
Jumlah
|
19
|
11,53333333
|
12,2
|
2,142857143
|
4,80952381
|
2.
Normalisasi Matriks
|
||||||
kuantitas
dan Kualitas
|
Ketaatan
|
Kerja Sama
|
Semangat
Kerja
|
Disiplin
|
Rata Rata
|
|
kuantitas
dan Kualitas
|
0,052631579
|
0,028901734
|
0,016393443
|
0,066666667
|
0,069306931
|
0,046780071
|
Ketaatan
|
0,157894737
|
0,086705202
|
0,409836066
|
0,155555556
|
0,02970297
|
0,167938906
|
Kerja Sama
|
0,263157895
|
0,01734104
|
0,081967213
|
0,155555556
|
0,069306931
|
0,117465727
|
Semangat
Kerja
|
0,368421053
|
0,260115607
|
0,245901639
|
0,466666667
|
0,623762376
|
0,392973468
|
Disiplin
|
0,157894737
|
0,606936416
|
0,245901639
|
0,155555556
|
0,207920792
|
0,274841828
|
Jumlah
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3. Perkalian Matriks
|
||||||
kuantitas dan Kualitas
|
Ketaatan
|
Kerja Sama
|
Semangat Kerja
|
Disiplin
|
Rata Rata
|
|
kuantitas dan Kualitas
|
0,046780071
|
0,055979635
|
0,023493145
|
0,056139067
|
0,091613943
|
0,054801172
|
Ketaatan
|
0,140340212
|
0,167938906
|
0,587328635
|
0,130991156
|
0,039263118
|
0,213172405
|
Kerja Sama
|
0,233900353
|
0,033587781
|
0,117465727
|
0,130991156
|
0,091613943
|
0,121511792
|
Semangat Kerja
|
0,327460494
|
0,503816718
|
0,352397181
|
0,392973468
|
0,824525484
|
0,480234669
|
Disiplin
|
0,140340212
|
0,041296452
|
0,352397181
|
0,130991156
|
0,274841828
|
0,187973366
|
Jumlah
|
No
|
Alternatif
|
Nama
Kriteria
|
||||
Kualitas
Dan Kuantitas
|
Ketaatan
|
Kerja sama
|
Semangat
Kerja
|
Disiplin
|
||
1
|
Ahmad Soleh
|
Baik
|
Baik
|
Sangat Baik
|
Cukup
|
Baik
|
2
|
Eko
Darmawanto
|
Sangat Baik
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Sangat Baik
|
3
|
Kiswandi
|
Baik
|
Sangat Baik
|
Cukup
|
Baik
|
Baik
|
4
|
Ibnu
Nugroho
|
Cukup
|
Baik
|
Cukup
|
Cukup
|
Baik
|
5
|
Slamet
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kriteria dari Kualitas Dan Kuantitas
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
1
|
0,142857143
|
2
|
0,142857143
|
0,333333333
|
0,723809524
|
Eko
Darmawanto
|
7
|
1
|
7
|
7
|
7
|
5,8
|
Kiswandi
|
0,333333333
|
0,142857143
|
1
|
3
|
3
|
1,495238095
|
Ibnu
Nugroho
|
0,2
|
0,142857143
|
0,333333333
|
1
|
0,333333333
|
0,401904762
|
Slamet
|
3
|
0,142857143
|
0,333333333
|
3
|
1
|
1,495238095
|
11,53333333
|
1,571428571
|
10,66666667
|
14,14285714
|
11,66666667
|
Normalisasi Kualitas Dan Kuantitas
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
0,086705202
|
0,090909091
|
0,1875
|
0,01010101
|
0,0285714
|
0,08075735
|
Eko
Darmawanto
|
0,606936416
|
0,636363636
|
0,65625
|
0,494949495
|
0,6
|
0,59889991
|
Kiswandi
|
0,028901734
|
0,090909091
|
0,09375
|
0,212121212
|
0,2571429
|
0,13656498
|
Ibnu
Nugroho
|
0,01734104
|
0,090909091
|
0,03125
|
0,070707071
|
0,0285714
|
0,04775573
|
Slamet
|
0,260115607
|
0,090909091
|
0,03125
|
0,212121212
|
0,0857143
|
0,13602204
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Kriteria dari Ketaatan
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
1
|
3
|
0,142857143
|
0,333333333
|
3
|
1,495238095
|
Eko
Darmawanto
|
0,333333333
|
1
|
3
|
0,333333333
|
0,333333333
|
1
|
Kiswandi
|
7
|
0,333333333
|
1
|
7
|
7
|
4,466666667
|
Ibnu
Nugroho
|
3
|
3
|
0,142857143
|
1
|
0,333333333
|
1,495238095
|
Slamet
|
0,333333333
|
3
|
0,142857143
|
3
|
1
|
1,495238095
|
11,66666667
|
10,33333333
|
4,428571429
|
11,66666667
|
11,66666667
|
9,952380952
|
Normalisasi Ketaatan
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
0,085714286
|
0,290322581
|
0,032258065
|
0,028571429
|
0,2571429
|
0,13880184
|
Eko Darmawanto
|
0,028571429
|
0,096774194
|
0,677419355
|
0,028571429
|
0,0285714
|
0,17198157
|
Kiswandi
|
0,6
|
0,032258065
|
0,225806452
|
0,6
|
0,6
|
0,4116129
|
Ibnu Nugroho
|
0,257142857
|
0,290322581
|
0,032258065
|
0,085714286
|
0,0285714
|
0,13880184
|
Slamet
|
0,028571429
|
0,290322581
|
0,032258065
|
0,257142857
|
0,0857143
|
0,13880184
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Kriteria dari Kerja Sama
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
1
|
3
|
5
|
5
|
3
|
3,4
|
Eko
Darmawanto
|
0,333333333
|
1
|
3
|
3
|
0,333333333
|
1,533333333
|
Kiswandi
|
0,2
|
0,333333333
|
1
|
3
|
0,333333333
|
0,973333333
|
Ibnu
Nugroho
|
0,2
|
0,333333333
|
0,333333333
|
1
|
3
|
0,973333333
|
Slamet
|
0,333333333
|
3
|
3
|
0,333333333
|
1
|
1,533333333
|
2,066666667
|
7,666666667
|
12,33333333
|
12,33333333
|
7,666666667
|
8,413333333
|
Normalisasi Kerja Sama
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
0,483870968
|
0,391304348
|
0,405405405
|
0,405405405
|
0,3913043
|
0,41545809
|
Eko
Darmawanto
|
0,161290323
|
0,130434783
|
0,243243243
|
0,243243243
|
0,0434783
|
0,16433797
|
Kiswandi
|
0,096774194
|
0,043478261
|
0,081081081
|
0,243243243
|
0,0434783
|
0,10161101
|
Ibnu
Nugroho
|
0,096774194
|
0,043478261
|
0,027027027
|
0,081081081
|
0,3913043
|
0,12793298
|
Slamet
|
0,161290323
|
0,391304348
|
0,243243243
|
0,027027027
|
0,1304348
|
0,19065994
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Kriteria dari Semangat Kerja
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
1
|
0,333333333
|
0,333333333
|
0,333333333
|
3
|
1
|
Eko
Darmawanto
|
3
|
1
|
0,333333333
|
5
|
0,333333333
|
1,933333333
|
Kiswandi
|
3
|
3
|
1
|
0,333333333
|
3
|
2,066666667
|
Ibnu
Nugroho
|
3
|
0,2
|
3
|
1
|
0,333333333
|
1,506666667
|
Slamet
|
0,333333333
|
3
|
0,333333333
|
3
|
1
|
1,533333333
|
10,33333333
|
7,533333333
|
5
|
9,666666667
|
7,666666667
|
8,04
|
Normalisasi Semangat Kerja
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
0,096774194
|
0,044247788
|
0,066666667
|
0,034482759
|
0,3913043
|
0,12669515
|
Eko
Darmawanto
|
0,290322581
|
0,132743363
|
0,066666667
|
0,517241379
|
0,0434783
|
0,21009045
|
Kiswandi
|
0,290322581
|
0,398230088
|
0,2
|
0,034482759
|
0,3913043
|
0,26286796
|
Ibnu
Nugroho
|
0,290322581
|
0,026548673
|
0,6
|
0,103448276
|
0,0434783
|
0,21275956
|
Slamet
|
0,032258065
|
0,398230088
|
0,066666667
|
0,310344828
|
0,1304348
|
0,18758689
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Kriteria Dari Disiplin
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
1
|
0,2
|
3
|
0,333333333
|
3
|
1,506666667
|
Eko
Darmawanto
|
5
|
1
|
5
|
5
|
7
|
4,6
|
Kiswandi
|
0,333333333
|
0,2
|
1
|
3
|
3
|
1,506666667
|
Ibnu
Nugroho
|
3
|
0,2
|
0,333333333
|
1
|
3
|
1,506666667
|
Slamet
|
0,333333333
|
0,142857143
|
0,333333333
|
0,333333333
|
1
|
0,428571429
|
9,666666667
|
1,742857143
|
9,666666667
|
9,666666667
|
17
|
9,548571429
|
Normalisasi Disiplin
|
||||||
Ahmad Soleh
|
Eko
Darmawanto
|
Kiswandi
|
Ibnu
Nugroho
|
Slamet
|
Rata Rata
|
|
Ahmad Soleh
|
0,103448276
|
0,114754098
|
0,310344828
|
0,034482759
|
0,1764706
|
0,14790011
|
Eko
Darmawanto
|
0,517241379
|
0,573770492
|
0,517241379
|
0,517241379
|
0,4117647
|
0,50745187
|
Kiswandi
|
0,034482759
|
0,114754098
|
0,103448276
|
0,310344828
|
0,1764706
|
0,14790011
|
Ibnu
Nugroho
|
0,310344828
|
0,114754098
|
0,034482759
|
0,103448276
|
0,1764706
|
0,14790011
|
Slamet
|
0,034482759
|
0,081967213
|
0,034482759
|
0,034482759
|
0,0588235
|
0,0488478
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Nilai Alternatif Terhadap Kriteria
|
|||||||
Bobot
|
0,046780071
|
0,167938906
|
0,117465727
|
0,392973468
|
0,274841828
|
||
Nama
|
Kriteria
Kuantitas Dan Kualitas
|
Ketaatan
|
Kerja Sama
|
Semangat
Kerja
|
Disiplin
|
||
Ahmad Soleh
|
0,145297295
|
0,138801843
|
0,415458095
|
0,126695151
|
0,14790011
|
||
Eko
Darmawanto
|
0,562344221
|
0,171981567
|
0,164337971
|
0,21009045
|
0,507451867
|
||
Kiswandi
|
0,124112541
|
0,411612903
|
0,101611008
|
0,262867955
|
0,14790011
|
||
Ibnu
Nugroho
|
0,043604913
|
0,138801843
|
0,127932982
|
0,212759558
|
0,14790011
|
||
Slamet
|
0,12464103
|
0,138801843
|
0,190659945
|
0,187586886
|
0,048847804
|
||
Hasil
|
Nama
|
0,169346304
|
Ahmad Soleh
|
0,296521949
|
Eko
Darmawanto
|
0,230816894
|
Kiswandi
|
0,164635809
|
Ibnu
Nugroho
|
0,138679044
|
Slamet
|
Sistem
Pengambilan Keputusan Metode SMART
Sebuah project entah besar atau
kecil tentu memiliki tujuan yang jelas. Ada target yang ingin dicapai atau
orientasi goal sehingga bisa bertindak sesuai dengan tujuan utama. Namun untuk
mencapainya, tentu kita tak dapat sembarangan bertindak. Perlu ada kendaraan
yang bisa membawa kita sampai di tujuan utama. Dalam hal ini kendaraan tersebut
bisa disebut sebagai metode. Sebuah metode telah diciptakan untuk membantu
perusahaan atau suatu kelompok bisa mencapai tujuan sesuai dengan keinginannya.
Yaitu Metode SMART, yang dipopulerkan oleh George T. Doran pada tahun 1981.
5 prinsip SMART, yaitu:
- Specific (Spesifik)
Target proyek haruslah spesifik dan
jelas, agar tidak cepat kehilangan fokus dalam usaha meraihnya. Seperti kata
Jack Canfield, penulis Chicken Soup for The Soul, yang mengatakan bahwa
penentuan target yang tidak jelas akan membuahkan hasil yang tidak jelas.
Pastikan target anda menjawab pertanyaan 5W berikut ini:
- Apa yang ingin dicapai? (What)
- Mengapa target itu begitu penting? (Why)
- Siapa yang terlibat? (Who)
- Dimana lokasi yang diinginkan untuk mencapai target itu? (Where)
- Sumber daya apa yang ingin dilibatkan? (Which)
- Measurable (Terukur)
Usaha dalam mencapai target juga
membutuhkan sesuatu yang terukur. Seberapa besar perkembangan proyek anda yang
ingin dicapai. Pencapaian yang terukur dapat membuat anda menjadi lebih
termotivasi untuk mencapai target yang diinginkan. Contoh target yang terukur
adalah anda ingin menyelesaikan setidaknya lima task per harinya dalam
melaksanakan proyek. Pastikan target yang anda inginkan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Seberapa banyak yang ingin saya capai dalam memenuhi target X?
- Bagaimana saya mengetahui kalau target saya sudah tercapai?
- Achievable (Dapat Diraih)
Selain membutuhkan sesuatu yang
dapat terukur, target yang dicapai tentunya harus realitis alias bisa dicapai.
Anda boleh menentukan target setinggi mungkin, namun pastikan anda tetap bisa
meraihnya. Supaya anda bisa menentukan target serealistis mungkin, setidaknya
target anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
- Bagaimana usaha anda dalam mencapai target itu?
- Berdasarkan hambatan yang ada, seberapa realistis target anda dapat tercapai?
- Relevant (Relevan)
Pernahkah anda berpikir apakah anda
sudah tepat untuk belajar kemampuan tertentu dalam rangka penyelesaian proyek?
Jika iya, kemungkinan anda sudah menerapkan aspek Relevant dalam
penentuan target anda. Anda perlu menentukan hal-hal yang relevan dengan target
anda. Hal-hal yang dipikirkan dalam mendukung target anda bisa dalam bentuk
usaha, contohnya pelatihan Manajemen Proyek dalam mendukung kemampuan anda
dalam menjalani proyek. Waktu juga merupakan hal yang patut diperhitungkan,
misalkan apakah anda sudah mengikuti pelatihan tersebut di waktu yang tepat
atau tidak. Selain bentuk usaha dan waktu, pastikan anda juga memikirkan
relevansi target dengan pertanyaan ini. Apabila jawabannya iya, bisa dipastikan
bahwa target anda sudah relevan. Pertanyaan itu adalah:
- Apakah anda (atau orang lain yang diminta) adalah orang yang tepat dalam menyelesaikan target tersebut?
- Apakah usaha yang anda lakukan dalam mencapai target dapat diaplikasikan pada lingkungan sosial-ekonomi saat ini?
- Time-Bound (Jangka Waktu)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
waktu adalah hal penting yang harus dipikirkan. Tanpa adanya waktu, proyek
tidak akan selesai. Oleh karena itu, Project Management menempatkan
waktu sebagai tiga kendala utama bersama lingkup (scope) dan anggaran (budget).
Aspek ini memperhatikan rentang waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
proyek. Selain memperhatikan rentang waktu, anda juga harus memikirkan apa yang
anda dapat lakukan dari rentang waktu yang sudah ditentukan tersebut.
1.
Kriteria
|
||||
Alternatif
|
C1
Kejujuran
|
C2
Kedisiplinan
|
C3
Kerajinan
|
C4
Tanggung Jawab
|
Jumaedi
|
0,3
|
0,3
|
0,1
|
0,2
|
Suryati
|
0,4
|
0,4
|
0,2
|
0,4
|
Fandi
|
0,1
|
0,2
|
0,4
|
0,3
|
Hasri
|
0,2
|
0,1
|
0,3
|
0,1
|
2.
Kriteria
|
Bobot(Wj)
|
Kejujuran
|
40%
|
Kedisiplinan
|
30%
|
Kerajinan
|
20%
|
Tanggung Jawab
|
10%
|
Total
|
100%
|
3. Normalisasi
Kriteria
|
Bobot
|
Normalisasi
|
Kejujuran
|
40%
|
40:100=0,4
|
Kedisiplinan
|
30%
|
20:100=0,3
|
Kerajinan
|
20%
|
20:100=0,2
|
Tanggung Jawab
|
10%
|
10:100=0,1
|
4. Parameter
Grup
|
Nilai
Parameter
|
Baik
|
4
|
Cukup
|
3
|
Kurang
|
2
|
Sangat Kurang
|
1
|
5. Tabel Kemungkinan
Kriteria
|
Kemungkinan
|
Value
|
>0,5
|
4
|
|
0,3-0,4
|
3
|
|
C1
|
0,1-0,2
|
2
|
<0,1
|
1
|
|
C2
|
>0,5
|
4
|
0,3-0,4
|
3
|
|
0,1-0,2
|
2
|
|
<0,1
|
1
|
|
C3
|
>0,5
|
4
|
0,3-0,4
|
3
|
|
0,1-0,2
|
2
|
|
<0,1
|
1
|
|
C4
|
>0,5
|
4
|
0,3-0,2
|
3
|
|
0,1-0,2
|
2
|
|
<0,1
|
1
|
6.
Alternatif
|
C1
|
C2
|
C3
|
C4
|
A1
|
1
|
3
|
1
|
2
|
A2
|
4
|
1
|
2
|
4
|
A3
|
1
|
2
|
1
|
3
|
A4
|
2
|
1
|
3
|
1
|
7.
Alternatif (A)
|
Kriteria (C)
|
Nilai Utility
|
Normalisasi
|
Skor
|
Pernyataan
|
A1
|
C1
|
0
|
0,4
|
0,61
|
|
C2
|
0,7
|
0,3
|
|||
C3
|
0
|
0,2
|
|||
C4
|
0,4
|
0,1
|
|||
A2
|
C1
|
1
|
0,4
|
2,2
|
|
C2
|
0
|
0,3
|
|||
C3
|
0,4
|
0,2
|
|||
C4
|
1
|
0,1
|
|||
A3
|
C1
|
0
|
0,4
|
0,19
|
|
C2
|
0,4
|
0,3
|
|||
C3
|
0
|
0,2
|
|||
C4
|
0,7
|
0,1
|
|||
A4
|
C1
|
0,4
|
0,4
|
0,3
|
|
C2
|
0
|
0,3
|
|||
C3
|
0,7
|
0,2
|
|||
C4
|
0
|
0,1
|
Min
Skor=0,4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar