Jumat, 19 April 2019

Sistem Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode AHP dan Metode SMART



PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN MENGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Pengambilan keputusan di dunia yang dinamis dan berkembang pesat merupakan tantangan utama. Pengambilan keputusan pada dasarnya melibatkan satu set alternatif dan pilihan yang paling tepat dari alternatif-alternatif tersebut untuk dieksekusi.
Pada dasarnya kita semua adalah pengambil keputusan. Segala sesuatu yang kita lakukan secara sadar atau tidak adalah hasil dari beberapa keputusan. Informasi yang kita kumpulkan membantu kita memahami kejadian, mengembangkan penilaian yang baik, yang selanjutnya untuk membuat keputusan tentang kejadian ini.
Pada saat pengambilan keputusan, secara tipikal terdapat tiga kondisi/situasi yang dihadapi pengambil keputusan, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (payoff, outcome) yang akan terjadi. Tiga jenis kondisi itu ialah:
1.       Pengambilan keputusan di bawah Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap kemungkinan tidak diketahui
2.       Pengambilan keputusan di bawah risiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap hasil diketahui atau dapat diperkirakan oleh pengambil keputusan
3.       Keputusan di bawah kondisi Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambil keputusan.
Kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya terletak pada ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi, tetapi juga disebabkan karena kita berhadapan dengan masalah yang sangat kompleks, dimana banyak faktor ikut terkait.
Di luar ketiga jenis di atas, Thomas L. Saaty, Profesor pada Wharton School of Economics, Amerika serikat (1971-1915) mengembangkan metode analisis keputusan yang diberi nama Analytical Hierarchy Process (AHP). Menurut Saaty, kerumitan dalam pengambilan keputusan itu ialah karena keragaman kriteria.
Pada dasarnya metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas Saaty, memecah-mecah suatu situasi ke dalam bagian-bagian komponennya dan menata bagian atau variabel ini ke dalam suatu susunan hirarki.
Proses hirarki analisis memiliki prinsip dasar sebagai berikut:
1. Menyusun secara hirarkis, yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah.
Pertama kita harus mendefinisikan situasi dengan seksama, memasukkan sebanyak mungkin rincian yang relevan, lalu menyusun model secara hirarki yang terdiri atas beberapa tingkat rincian, yaitu fokus masalah, kriteria, dan alternatifFokus masalah merupakan masalah utama yang perlu dicari solusinya dan terdiri hanya atas satu elemen yaitu sasaran menyeluruh. Selanjutnya, Kriteria merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan atas fokus masalah. Untuk suatu masalah yang kompleks atau berjenjang, kriteria dapat diturunkan kepada sub-sub kriteria. Dengan demikian kriteria bisa terdiri lebih dari satu tingkat hirarki. Yang terakhir adalah Alternatif, merupakan berbagai tindakan akhir dan merupakan pilihan keputusan dari penyelesaian masalah yang dihadapi.
Contoh : Pengambilan keputusan untuk memilih Bank untuk menabung. Hirarki tingkat 1 adalah keputusan memilih Bank. Dalam memilih Bank ini terdapat bebagai kriteria yang perlu dipertimbangkan, yaitu Lokasi, Pelayanan dan Bunga yang diberikan, ketiga hal ini merupakan hirarki tingkat kedua. Pada tingkat ketiga ialah berupa alternatif tiga Bank yang dipertimbangkan untuk dipilih, misalkan Bank A, B, dan C. Selanjutnya tingkatan hirarki dapat digambar sebagai berikut.
2. Menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
Setelah menyusun hirarki, selanjutnya memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini lebih mudah dilihat bila disajikan dalam bentuk matriks (tabel) yang diberi nama matriks berpasangan (pairwise comparison). Pertanyaan yang biasa dilakukan dalam meyusun skala kepentingan adalah.
(1) Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/…),
(2) Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/…)?
Dalam menentukan skala dipakai patokan sebagai berikut:
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma berbalikan (reciprocal) yakni: jika A dinilai 3 kali B maka otomatis B adalah sepertiga A. Dalam bahasa matematika A=38 B=1/3A.
Untuk memperoleh perangkat prioritas menyeluruh bagi suatu persoalan keputusan, kita harus menyatukan atau mensintesis pertimbangan yang dlbuat dalam melakukan pembandingan berpasang, yaitu melakukan suatu pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan satu bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas setiap elemen. Elemen dengan bobot tertinggi adalah alternatif/rencana yang patut dlpertimbangkan untuk dipilih
3.Mengukur konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
Proses AHP mencakup pengukuran konsistensi yaitu apakah pemberian nilai dalam pembandingan antar obyek telah dllakukan secara konsisten. Ketidakkonsistenan dapat timbul karena miskonsepsi atau ketidaktepatan dalam melakukan hirarki, kekurangan informasi, kekeliruan dalam penulisan angka, dan lain-lain. Salah satu contoh dalam inkonsistensi dalam matriks pembandingan ialah dalam menilai mutu suatu produk. Misalkan, dalam preferensisi pengambil keputusan, A 4x lebih baik dari B, B 3x lebih baik dari C, maka seharusnya A 12x lebih baik dari C. Tetapi jika dalam pemberian nilai, A diberi nilai 6x lebih dari C, berarti terjadi inkonsistensi.
Rasio konsistensi (consistency ratio, CR) menunjukkan sejauh mana analis konsisten dalam memberikan nilai pada matrik pembandingan. Secara umum, hasil analisis dianggap konsisten jika memiliki CR ? 10%. Jika nilai CR > 10%, perlu dipertimbangkan untuk melakukan reevaluasi dalam penyusunan matriks pembandingan.

A.      PERHITUNGAN MATRIK PERBANDINGAN ANTAR KRITERIA
1. Matriks perhitungan tiap kriteria
kuantitas dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
kuantitas dan Kualitas
1
0,333333333
0,2
0,142857143
0,333333333
Ketaatan
3
1
5
0,333333333
0,142857143
Kerja Sama
5
0,2
1
0,333333333
0,333333333
Semangat Kerja
7
3
3
1
3
Disiplin
3
7
3
0,333333333
1
Jumlah
19
11,53333333
12,2
2,142857143
4,80952381
2. Normalisasi Matriks
kuantitas dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
Rata Rata
kuantitas dan Kualitas
0,052631579
0,028901734
0,016393443
0,066666667
0,069306931
0,046780071
Ketaatan
0,157894737
0,086705202
0,409836066
0,155555556
0,02970297
0,167938906
Kerja Sama
0,263157895
0,01734104
0,081967213
0,155555556
0,069306931
0,117465727
Semangat Kerja
0,368421053
0,260115607
0,245901639
0,466666667
0,623762376
0,392973468
Disiplin
0,157894737
0,606936416
0,245901639
0,155555556
0,207920792
0,274841828
Jumlah
1
1
1
1
1

3. Perkalian Matriks

kuantitas dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
Rata Rata
kuantitas dan Kualitas
0,046780071
0,055979635
0,023493145
0,056139067
0,091613943
0,054801172
Ketaatan
0,140340212
0,167938906
0,587328635
0,130991156
0,039263118
0,213172405
Kerja Sama
0,233900353
0,033587781
0,117465727
0,130991156
0,091613943
0,121511792
Semangat Kerja
0,327460494
0,503816718
0,352397181
0,392973468
0,824525484
0,480234669
Disiplin
0,140340212
0,041296452
0,352397181
0,130991156
0,274841828
0,187973366
Jumlah






No
Alternatif
Nama Kriteria
Kualitas Dan Kuantitas
Ketaatan
Kerja sama
Semangat Kerja
Disiplin
1
Ahmad Soleh
Baik
Baik
Sangat Baik
Cukup
Baik
2
Eko Darmawanto
Sangat Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
3
Kiswandi
Baik
Sangat Baik
Cukup
Baik
Baik
4
Ibnu Nugroho
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
5
Slamet
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup

Kriteria dari  Kualitas Dan Kuantitas
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
0,142857143
2
0,142857143
0,333333333
0,723809524
Eko Darmawanto
7
1
7
7
7
5,8
Kiswandi
0,333333333
0,142857143
1
3
3
1,495238095
Ibnu Nugroho
0,2
0,142857143
0,333333333
1
0,333333333
0,401904762
Slamet
3
0,142857143
0,333333333
3
1
1,495238095
11,53333333
1,571428571
10,66666667
14,14285714
11,66666667

Normalisasi Kualitas Dan Kuantitas
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,086705202
0,090909091
0,1875
0,01010101
0,0285714
0,08075735
Eko Darmawanto
0,606936416
0,636363636
0,65625
0,494949495
0,6
0,59889991
Kiswandi
0,028901734
0,090909091
0,09375
0,212121212
0,2571429
0,13656498
Ibnu Nugroho
0,01734104
0,090909091
0,03125
0,070707071
0,0285714
0,04775573
Slamet
0,260115607
0,090909091
0,03125
0,212121212
0,0857143
0,13602204

1
1
1
1
1






Kriteria dari Ketaatan
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
3
0,142857143
0,333333333
3
1,495238095
Eko Darmawanto
0,333333333
1
3
0,333333333
0,333333333
1
Kiswandi
7
0,333333333
1
7
7
4,466666667
Ibnu Nugroho
3
3
0,142857143
1
0,333333333
1,495238095
Slamet
0,333333333
3
0,142857143
3
1
1,495238095
11,66666667
10,33333333
4,428571429
11,66666667
11,66666667
9,952380952

Normalisasi Ketaatan

Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,085714286
0,290322581
0,032258065
0,028571429
0,2571429
0,13880184
Eko Darmawanto
0,028571429
0,096774194
0,677419355
0,028571429
0,0285714
0,17198157
Kiswandi
0,6
0,032258065
0,225806452
0,6
0,6
0,4116129
Ibnu Nugroho
0,257142857
0,290322581
0,032258065
0,085714286
0,0285714
0,13880184
Slamet
0,028571429
0,290322581
0,032258065
0,257142857
0,0857143
0,13880184

1
1
1
1
1

Kriteria dari Kerja Sama
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
3
5
5
3
3,4
Eko Darmawanto
0,333333333
1
3
3
0,333333333
1,533333333
Kiswandi
0,2
0,333333333
1
3
0,333333333
0,973333333
Ibnu Nugroho
0,2
0,333333333
0,333333333
1
3
0,973333333
Slamet
0,333333333
3
3
0,333333333
1
1,533333333
2,066666667
7,666666667
12,33333333
12,33333333
7,666666667
8,413333333

Normalisasi Kerja Sama
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,483870968
0,391304348
0,405405405
0,405405405
0,3913043
0,41545809
Eko Darmawanto
0,161290323
0,130434783
0,243243243
0,243243243
0,0434783
0,16433797
Kiswandi
0,096774194
0,043478261
0,081081081
0,243243243
0,0434783
0,10161101
Ibnu Nugroho
0,096774194
0,043478261
0,027027027
0,081081081
0,3913043
0,12793298
Slamet
0,161290323
0,391304348
0,243243243
0,027027027
0,1304348
0,19065994
1
1
1
1
1






Kriteria dari Semangat Kerja
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
0,333333333
0,333333333
0,333333333
3
1
Eko Darmawanto
3
1
0,333333333
5
0,333333333
1,933333333
Kiswandi
3
3
1
0,333333333
3
2,066666667
Ibnu Nugroho
3
0,2
3
1
0,333333333
1,506666667
Slamet
0,333333333
3
0,333333333
3
1
1,533333333
10,33333333
7,533333333
5
9,666666667
7,666666667
8,04

Normalisasi Semangat Kerja
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,096774194
0,044247788
0,066666667
0,034482759
0,3913043
0,12669515
Eko Darmawanto
0,290322581
0,132743363
0,066666667
0,517241379
0,0434783
0,21009045
Kiswandi
0,290322581
0,398230088
0,2
0,034482759
0,3913043
0,26286796
Ibnu Nugroho
0,290322581
0,026548673
0,6
0,103448276
0,0434783
0,21275956
Slamet
0,032258065
0,398230088
0,066666667
0,310344828
0,1304348
0,18758689
1
1
1
1
1

Kriteria Dari Disiplin
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
0,2
3
0,333333333
3
1,506666667
Eko Darmawanto
5
1
5
5
7
4,6
Kiswandi
0,333333333
0,2
1
3
3
1,506666667
Ibnu Nugroho
3
0,2
0,333333333
1
3
1,506666667
Slamet
0,333333333
0,142857143
0,333333333
0,333333333
1
0,428571429
9,666666667
1,742857143
9,666666667
9,666666667
17
9,548571429

Normalisasi Disiplin
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,103448276
0,114754098
0,310344828
0,034482759
0,1764706
0,14790011
Eko Darmawanto
0,517241379
0,573770492
0,517241379
0,517241379
0,4117647
0,50745187
Kiswandi
0,034482759
0,114754098
0,103448276
0,310344828
0,1764706
0,14790011
Ibnu Nugroho
0,310344828
0,114754098
0,034482759
0,103448276
0,1764706
0,14790011
Slamet
0,034482759
0,081967213
0,034482759
0,034482759
0,0588235
0,0488478
1
1
1
1
1




Nilai Alternatif Terhadap Kriteria
Bobot
0,046780071
0,167938906
0,117465727
0,392973468
0,274841828
Nama
Kriteria Kuantitas Dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
Ahmad Soleh
0,145297295
0,138801843
0,415458095
0,126695151
0,14790011
Eko Darmawanto
0,562344221
0,171981567
0,164337971
0,21009045
0,507451867
Kiswandi
0,124112541
0,411612903
0,101611008
0,262867955
0,14790011
Ibnu Nugroho
0,043604913
0,138801843
0,127932982
0,212759558
0,14790011
Slamet
0,12464103
0,138801843
0,190659945
0,187586886
0,048847804

Hasil
Nama
0,169346304
Ahmad Soleh
0,296521949
Eko Darmawanto
0,230816894
Kiswandi
0,164635809
Ibnu Nugroho
0,138679044
Slamet




Sistem Pengambilan Keputusan Metode SMART

Sebuah project entah besar atau kecil tentu memiliki tujuan yang jelas. Ada target yang ingin dicapai atau orientasi goal sehingga bisa bertindak sesuai dengan tujuan utama. Namun untuk mencapainya, tentu kita tak dapat sembarangan bertindak. Perlu ada kendaraan yang bisa membawa kita sampai di tujuan utama. Dalam hal ini kendaraan tersebut bisa disebut sebagai metode. Sebuah metode telah diciptakan untuk membantu perusahaan atau suatu kelompok bisa mencapai tujuan sesuai dengan keinginannya. Yaitu Metode SMART, yang dipopulerkan oleh George T. Doran pada tahun 1981.

5 prinsip SMART, yaitu:

  1. Specific (Spesifik)

Target proyek haruslah spesifik dan jelas, agar tidak cepat kehilangan fokus dalam usaha meraihnya. Seperti kata Jack Canfield, penulis Chicken Soup for The Soul, yang mengatakan bahwa penentuan target yang tidak jelas akan membuahkan hasil yang tidak jelas. Pastikan target anda menjawab pertanyaan 5W berikut ini:
  • Apa yang ingin dicapai? (What)
  • Mengapa target itu begitu penting? (Why)
  • Siapa yang terlibat? (Who)
  • Dimana lokasi yang diinginkan untuk mencapai target itu? (Where)
  • Sumber daya apa yang ingin dilibatkan? (Which)
  1. Measurable (Terukur)
Usaha dalam mencapai target juga membutuhkan sesuatu yang terukur. Seberapa besar perkembangan proyek anda yang ingin dicapai. Pencapaian yang terukur dapat membuat anda menjadi lebih termotivasi untuk mencapai target yang diinginkan. Contoh target yang terukur adalah anda ingin menyelesaikan setidaknya lima task per harinya dalam melaksanakan proyek. Pastikan target yang anda inginkan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Seberapa banyak yang ingin saya capai dalam memenuhi target X?
  • Bagaimana saya mengetahui kalau target saya sudah tercapai?
  1. Achievable (Dapat Diraih)
Selain membutuhkan sesuatu yang dapat terukur, target yang dicapai tentunya harus realitis alias bisa dicapai. Anda boleh menentukan target setinggi mungkin, namun pastikan anda tetap bisa meraihnya. Supaya anda bisa menentukan target serealistis mungkin, setidaknya target anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
  • Bagaimana usaha anda dalam mencapai target itu?
  • Berdasarkan hambatan yang ada, seberapa realistis target anda dapat tercapai?
 
  1. Relevant (Relevan)
Pernahkah anda berpikir apakah anda sudah tepat untuk belajar kemampuan tertentu dalam rangka penyelesaian proyek? Jika iya, kemungkinan anda sudah menerapkan aspek Relevant dalam penentuan target anda. Anda perlu menentukan hal-hal yang relevan dengan target anda. Hal-hal yang dipikirkan dalam mendukung target anda bisa dalam bentuk usaha, contohnya pelatihan Manajemen Proyek dalam mendukung kemampuan anda dalam menjalani proyek. Waktu juga merupakan hal yang patut diperhitungkan, misalkan apakah anda sudah mengikuti pelatihan tersebut di waktu yang tepat atau tidak. Selain bentuk usaha dan waktu, pastikan anda juga memikirkan relevansi target dengan pertanyaan ini. Apabila jawabannya iya, bisa dipastikan bahwa target anda sudah relevan. Pertanyaan itu adalah:
  • Apakah anda (atau orang lain yang diminta) adalah orang yang tepat dalam menyelesaikan target tersebut?
  • Apakah usaha yang anda lakukan dalam mencapai target dapat diaplikasikan pada lingkungan sosial-ekonomi saat ini?
  1. Time-Bound (Jangka Waktu)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, waktu adalah hal penting yang harus dipikirkan. Tanpa adanya waktu, proyek tidak akan selesai. Oleh karena itu, Project Management menempatkan waktu sebagai tiga kendala utama bersama lingkup (scope) dan anggaran (budget). Aspek ini memperhatikan rentang waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek. Selain memperhatikan rentang waktu, anda juga harus memikirkan apa yang anda dapat lakukan dari rentang waktu yang sudah ditentukan tersebut.
1.


Kriteria


Alternatif
C1
Kejujuran
C2
Kedisiplinan
C3
Kerajinan
C4
Tanggung Jawab
Jumaedi
0,3
0,3
0,1
0,2
Suryati
0,4
0,4
0,2
0,4
Fandi
0,1
0,2
0,4
0,3
Hasri
0,2
0,1
0,3
0,1

2.
Kriteria
Bobot(Wj)
Kejujuran
40%
Kedisiplinan
30%
Kerajinan
20%
Tanggung Jawab
10%
Total
100%

3. Normalisasi
Kriteria
Bobot
Normalisasi
Kejujuran
40%
40:100=0,4
Kedisiplinan
30%
20:100=0,3
Kerajinan
20%
20:100=0,2
Tanggung Jawab
10%
10:100=0,1

4.  Parameter
Grup
Nilai Parameter
Baik
4
Cukup
3
Kurang
2
Sangat Kurang
1

5. Tabel Kemungkinan
Kriteria
Kemungkinan
Value

>0,5
4

0,3-0,4
3
C1
0,1-0,2
2

<0,1
1
C2
>0,5
4

0,3-0,4
3

0,1-0,2
2

<0,1
1
C3
>0,5
4

0,3-0,4
3

0,1-0,2
2

<0,1
1
C4
>0,5
4

0,3-0,2
3

0,1-0,2
2

<0,1
1

6.
Alternatif
C1
C2
C3
C4
A1
1
3
1
2
A2
4
1
2
4
A3
1
2
1
3
A4
2
1
3
1

7.
Alternatif (A)
Kriteria (C)
Nilai Utility
Normalisasi
Skor
Pernyataan
A1
C1
0
0,4
0,61


C2
0,7
0,3



C3
0
0,2



C4
0,4
0,1


A2
C1
1
0,4
2,2


C2
0
0,3



C3
0,4
0,2



C4
1
0,1


A3
C1
0
0,4
0,19


C2
0,4
0,3



C3
0
0,2



C4
0,7
0,1


A4
C1
0,4
0,4
0,3


C2
0
0,3



C3
0,7
0,2



C4
0
0,1


Min Skor=0,4
 


Supply Chain Management pada PT. Dua Kelinci

Oleh : Nabila Asti Wulandari            (A12.2016.05480) A.   Sejarah PT. Dua Kelinci PT Dua Kelinci juga termasuk pelop...