Senin, 21 Oktober 2019

Supply Chain Management pada PT. Dua Kelinci

Oleh : Nabila Asti Wulandari 
          (A12.2016.05480)





A.  Sejarah PT. Dua Kelinci
PT Dua Kelinci juga termasuk pelopor kacang bermerek dari kota Pati JawaTengah. Namun langkahnya terhenti karena PT Garuda Food yang mulanya memasok bahan baku dari PT Dua Kelinci tiba-tiba menggebrak pasar nasional sehingga hanya butuh waktu lima tahun untuk menggeser seniornya.
PT Dua Kelinci tetap berusahamencari peluang baru dan membenahi strategi produk serta komunikasi pemasarannya.Strategi pemasaran tersebut mencerminkan adanya peningkatan total penjualan daritahun ke tahun dan dijadikan sebagai acuan efektifitas strategi pemasaran dalam persaingan. PT Dua Kelinci tetap berusaha mencari peluang baru dan membenahi strategi produk serta komunikasi pemasarannya.
Dari segi produk, Dua Kelinci mengelompokkan produknya antara kacanggaring dan kacang atom dengan kemasannya yang dibuat lebih segar dan menarik. Setelah tim ini menggali informasi preferrensi dari konsumen dengan menyelenggarakan forum dengan pendapat semacam focus group discussion dengan peserta calon pelanggan potensial yang menjadi target pasarnya, akhirnya terungkap ternyata sebagian konsumen enggan makan kacang karena beranggapan bahwa kacang menimbulkan kolesterol dan lemak. Padahal secara alami kacang memang bebas kolesterol tapi pengolahannya yang mungkin menyebabkan tak bebas kolesterol. Sejak2001, ikon bebas kolesterol dikomunikasikan sebagai keunggulan PT Dua Kelinci.
Kemudian PT Dua Kelinci dan Artex menggali informasi apa yang bias ditonjolkan dari produk Sanghai PT Dua Kelinci yang belum pernah di iklankan. Dari diskusi kecil yang telah diselenggarakan, mandapatkan hasil bahwa masyarakat juga takut dengan makanan yang ditambahi bahan kimiawi, misalnya pewarna, dan pemanis karena bisa mengandung unsur karsinogenik.  Promosi yang dilakukan sangat intensif, semua media dipakai. Untuk radio dan koran dilakukan didaerah karena PT Dua Kelinci menggarap pasar luar jawa karena di Jawa keberadaan pesaing masih terlalu kuat sedangkan di sumatra, kaliantan dan sulawesi, posisi PT Dua Kelinci dan Garuda cukup berimbang. Begitupun dengan upaya yang diterapkan PT. Dua Kelinci Cabang Kendari dapat dikategorikan cukup baik.

B.     Profil Perusahaan
PT. Dua Kelinci merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia makanan terkemuka di Indonesia. Produk perusahaan ini terkenal dengan merek Dua Kelinci. Perjalanan perusahaan ini dimulai sejak tahun 1972 di Surabaya. Berawal dari usaha re-packing kacang garing yang berlabel "Sari Gurih" yang berlogo gambar dua kelinci. Dengan berkembangnya bisnis, pada tanggal 15 Juli 1985, didirikanlah PT Dua Kelinci yang kini menjelma menjadi produsen kacang terkemuka di Indonesia dengan menerapkan sistem manajemen kualitas produk berstandar internasional. Usaha re-packing kacang ini yang didirikan oleh Bapak Ho Sie Ak dan Ibu Lauw Bie Giok di Pati, Jawa Tengah merupakan cikal bakal tumbuhnya industri kacang garing besar di Indonesia. Selanjutnya sejak didirikannya perusahaan oleh Bapak Ali Arifin dan Bapak Hadi Sutiono merek produk pun berubah dikarenakan sebagian besar konsumen lebih suka menyebut Dua Kelinci dibandingkan dengan Sari Gurih.  
Perkembangan usaha kacang ini semakin meningkat dengan pesat, sejak tahun 2000 perusahaan terus melakukan pengembangan produk dengan memproduksi varian kacang kulit, kacang berbalut tepung, serta produk makanan ringan berbahan dasar tepung. Di antaranya melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memberikan dukungan dan apresiasi kepada olahragawan nasional, santunan yatim piatu dan duafa, memberikan sumbangan kepada korban bencana alam, donor darah, program penghijauan, dan beberapa kegiatan lain yang melibatkan seluruh karyawan,masyarakat dan pemerintah.
Perusahaan ini selalu menjunjung tinggi program manajemen kualitas yang mana setiap karyawan bertanggung jawab penuh atas produk masing-masing yang kemudian dikhususkan kepada Divisi Quality Control (QC) atau Quality Assurance (QA) yang dilakukan mulai dari proses pengadaan bahan baku hingga pengiriman dalam produksi. Dua Kelinci juga menyediakan fasilitas laboratorium yang meliputi Laboratorium Mikrobiologi, Kimia Pangan, Limbah, Organoleptik dan lain-lain yang dibantu dengan tenaga-tenaga ahli di bidangnya. Saat ini produk Dua Kelinci tidak hanya mampu memenuhi permintaan konsumen dalam negeri saja, namun juga mampu hingga menembus pasaran internasional, seperti Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Hong Kong, China, Saudi Arabia, Amerika Serikat, Kanada dan beberapa negara lain di Eropa. Guna mengembangkan bisnis pemasarannya ke pasar internasional, Dua Kelinci menggandeng klub sepakbola raksasa asal Spanyol Real Madrid. Dua Kelinci menjadi sponsor resmi klub sepakbola tersebut sejak tahun 2011 lalu. Dengan raihan prestasi yang dicapai hingga sekarang menempatkan Dua Kelinci menjadi salah satu produsen makanan ter-integrasi di Indonesia.
C.    Visi dan Misi
Visi : Menjadi produsen makanan ringan paling populer di Indonesia, dan akan menjadi pelopor kesempurnaan dalam metode pengolahan makanan dan etika bisnis.
Misi : Untuk mencapai visi tersebut, PT Dua Kelinci terus akan berusaha untuk:
1.      Meningkatkan daya saing dengan fokus pada kualitas, efisiensi dan perbaikan teknologi.
2.      Bekerja secara konsisten untuk meningkatkan kinerja dan memperkuat merek perusahaan dengan memanfaatkan jaringan dan memperluas distribusi global.
3.      Bersaing dalam kualitas dengan menjadi efisien dan menerapkan teknologi baru, dan tetap responsif terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen di Indonesia dan internasional.
MOTTO dari PT. Dua Kelinci:
D J I T U
D = Disiplin
J = Jujur
I = Inisiatif
T = Tanggung Jawab
U = Ulet

D.    Produk Yang Dihasilkan
Produk yang dihasilkan PT. DUA KELINCI PT Dua Kelinci telah mengembangkan serta menyempurnakan kacang dan makanan ringan olahan berkualitas tinggi lainnya selama hampir 40 tahun. Inovasi yang baik terus menerus berlangsung di PT Dua Kelinci, ditambah dengan ketersediaan fasilitas modern, teknologi terkini, penambahan staf yang profesional dan berdedikasi. Macam-macam produk itu diantaranya :
1. Kacang Panggang Dari kacang panggang produk ini menghasilkan macam-macam makanan ringan seperti Kacang Garing, Kacang Sangrai, dan Kacang Garlic Nut.
2. Kacang Bersalut Dari kacang bersalut produk ini menghasilkan macam-macam makanan ringan seperti Sukro Kribo, Kacang Telur, Kacang Sukro BBQ, Kacang Sukro Original, Kacang Sukro Polong, Kacang Sukro Oven Jagung Panggang, Hot Nut Oven Pedas, dan Kacang Sanghai.
3. Kacang Polong Dari kacang polong produk ini menghasilkan macam-macam makanan ringan seperti Mix Nut, Lofet, Polong Original, Polongmas Barbeque, Polongmas Ayam, Koro Original, Koro Pedas, Koro Rumput Laut, Koro Mix, Marning Pedas Manis, Marning Pizza, dan Marning Bawang Putih.
4. Makanan Ringan Dari makanan ringan produk ini menghasilkan macam-macam makanan ringan seperti Krip-Krip Original, Krip-Krip Sweet Chili, Krip-Krip Spicy BBQ, Tic Tac Mix Max, Tix Tax Mix, Tic Tac Original, Tic Tac Pedas, Tic Tac Rumput Laut, Tic Tac Sapi Panggang, dan Tic Tac Ayam Bawang.
5. Wafer Dari wafer produk ini menghasilkan macam-macam makanan ringan seperti Deka Crepes, dan Deka Wafer Roll.

E.     Sistem Distributor
Secara garis besar pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barangdan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaanyan sesuai denganyang diperlukan. Dengan kata lain proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsiyang dapat merealisasikan kegunaan bentuk,tempat, waktu dan kepemilikan, danmemperlancar arus saluran pemasaran secara fisik dan non fisik. Adapun sistem distribusi yang dilakukan oleh perusahaan PT. Dua kelinci yaitu sebagai berikut:

F.     Supply Chain Management pada PT. Dua Kelinci
Perusahaan PT. Dua Kelinci pada divisi kacang garing dan kacang atom menggunakan bahan baku utama yaitu kacang tanah. Suplier-suplier yang menyuplai bahan baku kacang tanah ke PT. Dua Kelinci terbagi menjadi tiga daerah bagian, yaitu :
a. Jawa Tengah : Pati, Rembang, Jepara, Sragen, Wonogiri, Cilacap dan Karanganyar .
b. Jawa Barat : Cianjur, Indramayu, Sukabumi, Subang, Cirebon, Garut, Batang, dan Cimahi .
c. Jawa Timur : Trenggalek, Ponorogo, Tuban, Gresik, Blitar,Banyuwangi, Jember, Blitar, Jombang, Pasuruan, Nganjuk, Ngawi dan Situbondo.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan mengandalkan lebih dari satu supplier kacang tanah mentah dengan pedoman setiap petani melakukan panen tiga kali dalam setahun. Penerimaan bahan baku menggunakan kacang dari supplier tetap karena sudah dapat memenuhi kebutuhan produksi.
Frekuensi kedatangan bahan baku tidak dapat diperkirakan karena adanya perbedaan masa tanam pada masing-masing petani. Sistem kerjasama yang dilakukan antara pihak petani dan pihak perusahaan tidak menggunakan sistem kontrak, sehingga ada petani yang beralih sementara ke tanaman pangan lain yang sesuai dengan musimnya.Bahan baku yang dikirim petani pada musim panen bisa dalam jumlah yang besar dan bisa over stock. Pihak perusahaan tidak memberikan standarisasi mengenai kacang yang harus disediakan petani. Pihak perusahaan hanya menuntut kacang dikirim harus dalam keadaan segar.
G.    Proses Produksi
Proses produksi akan berjalan dengan adanya bahan baku, bahan pendukung, dan bahan pengemas. Proses produksi pada kacang garing tergolong produksi massa (mass production) karena jumlah barang yang diproduksi dalam jumlah yang besar dan mengalami proses yang sama dengan produk sebelumnya dan yang membedakannya hanya pada merk dagang, berat kemasan dan tujuan pasar suatu produk. PT. Dua Kelinci merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan olahan dengan bahan baku utama kacang tanah. Sejak awal berdiri, PT. Dua Kelinci memiliki visi ”Menghasilkan produk-produk kacang tanah yang berkualitas baik”. Berikut ini merupakan alur proses produksi PT. Dua Kelinci

Tahap-tahap pengecekkan pada produksi divisi Pembelian Kacang Basah antara lain :
a. Truk suplier ditimbang di jembatan timbang, hasil penimbangan ditandatangani oleh pihak suplier sendiri.
b. Kacang tanah diturunkan dari truk suplier.
c. Setiap karung kacang tanah diambil sampelnya sebanyak setangkupan tangan, kemudian dicampurkan dengan sampel dari karung-karung lain.
d. Semua sampel dicampur dan kemudian diaduk.
e. Sampel yang telah diaduk dibagi menjadi dua, kemudian suplier memilih salah satu dari bagian tersebut. Hal ini dilakukan untuk menentukan harga kacang tanah bagi suplier.
f. Dari gunungan sampel yang telah dipilih diambil 1 kg kacang tanah.
g. Sampel kacang tanah kemudian dibersihkan dari tanah dan akar.
h. Kacang tanah dibersihkan diambil cenosnya untuk dibuang,
i. Kacang dipilih yang biji dua. Untuk biji satu dan biji tiga dianggap netral (tidak dihitung).
 j. Kacang tanah biji dua dibedakan berdasarkan kacang muda dan kacang tua, secara fisik kacang tua dan kacang muda dapat dibedakan sebagai berikut :
1.Kacang Muda : memiliki tekstur kulit yang relatif rata dan warna kulit yang terang
2. Kacang Tua : memiliki tekstur kulit yang lebih kasar dan warna kulit yang lebih gelap.
k. Membandingkan jumlah kacang tanah muda dan kacang tanah tua. Hal ini dilakukan untuk menentukan harga kacang suplier.

Kesimpulan
PT. Dua kelinci merupakan produk makanan ringan asli dari Indonesia yang sudah memenuhi syarat kelayakan uji makanan, dan juda telah menjadi Strong Brand. PT. Dua kelinci juga selalu berinovasi mengembangkan produk – produk yang berkualitas. Dengan memberikan variasi – variasi produk yang baru. Dengan strategi branding yang baik, PT. Dua kelinci akan tetap menjadi merek yang kuat di dalam persaingan pasar di Indonesia.

Jumat, 19 April 2019

Sistem Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode AHP dan Metode SMART



PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN MENGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Pengambilan keputusan di dunia yang dinamis dan berkembang pesat merupakan tantangan utama. Pengambilan keputusan pada dasarnya melibatkan satu set alternatif dan pilihan yang paling tepat dari alternatif-alternatif tersebut untuk dieksekusi.
Pada dasarnya kita semua adalah pengambil keputusan. Segala sesuatu yang kita lakukan secara sadar atau tidak adalah hasil dari beberapa keputusan. Informasi yang kita kumpulkan membantu kita memahami kejadian, mengembangkan penilaian yang baik, yang selanjutnya untuk membuat keputusan tentang kejadian ini.
Pada saat pengambilan keputusan, secara tipikal terdapat tiga kondisi/situasi yang dihadapi pengambil keputusan, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepastian dari hasil (payoff, outcome) yang akan terjadi. Tiga jenis kondisi itu ialah:
1.       Pengambilan keputusan di bawah Ketidakpastian – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probablilitas setiap kemungkinan tidak diketahui
2.       Pengambilan keputusan di bawah risiko – mengacu kepada situasi dimana terdapat lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan probabilitas setiap hasil diketahui atau dapat diperkirakan oleh pengambil keputusan
3.       Keputusan di bawah kondisi Kepastian – mengacu kepada situasi dimana hanya ada satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan, dan hasil ini diketahui secara tepat oleh pengambil keputusan.
Kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya terletak pada ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi, tetapi juga disebabkan karena kita berhadapan dengan masalah yang sangat kompleks, dimana banyak faktor ikut terkait.
Di luar ketiga jenis di atas, Thomas L. Saaty, Profesor pada Wharton School of Economics, Amerika serikat (1971-1915) mengembangkan metode analisis keputusan yang diberi nama Analytical Hierarchy Process (AHP). Menurut Saaty, kerumitan dalam pengambilan keputusan itu ialah karena keragaman kriteria.
Pada dasarnya metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas Saaty, memecah-mecah suatu situasi ke dalam bagian-bagian komponennya dan menata bagian atau variabel ini ke dalam suatu susunan hirarki.
Proses hirarki analisis memiliki prinsip dasar sebagai berikut:
1. Menyusun secara hirarkis, yaitu memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah.
Pertama kita harus mendefinisikan situasi dengan seksama, memasukkan sebanyak mungkin rincian yang relevan, lalu menyusun model secara hirarki yang terdiri atas beberapa tingkat rincian, yaitu fokus masalah, kriteria, dan alternatifFokus masalah merupakan masalah utama yang perlu dicari solusinya dan terdiri hanya atas satu elemen yaitu sasaran menyeluruh. Selanjutnya, Kriteria merupakan aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan atas fokus masalah. Untuk suatu masalah yang kompleks atau berjenjang, kriteria dapat diturunkan kepada sub-sub kriteria. Dengan demikian kriteria bisa terdiri lebih dari satu tingkat hirarki. Yang terakhir adalah Alternatif, merupakan berbagai tindakan akhir dan merupakan pilihan keputusan dari penyelesaian masalah yang dihadapi.
Contoh : Pengambilan keputusan untuk memilih Bank untuk menabung. Hirarki tingkat 1 adalah keputusan memilih Bank. Dalam memilih Bank ini terdapat bebagai kriteria yang perlu dipertimbangkan, yaitu Lokasi, Pelayanan dan Bunga yang diberikan, ketiga hal ini merupakan hirarki tingkat kedua. Pada tingkat ketiga ialah berupa alternatif tiga Bank yang dipertimbangkan untuk dipilih, misalkan Bank A, B, dan C. Selanjutnya tingkatan hirarki dapat digambar sebagai berikut.
2. Menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
Setelah menyusun hirarki, selanjutnya memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini lebih mudah dilihat bila disajikan dalam bentuk matriks (tabel) yang diberi nama matriks berpasangan (pairwise comparison). Pertanyaan yang biasa dilakukan dalam meyusun skala kepentingan adalah.
(1) Elemen mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/…),
(2) Berapa kali lebih (penting/disukai/mungkin/…)?
Dalam menentukan skala dipakai patokan sebagai berikut:
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma berbalikan (reciprocal) yakni: jika A dinilai 3 kali B maka otomatis B adalah sepertiga A. Dalam bahasa matematika A=38 B=1/3A.
Untuk memperoleh perangkat prioritas menyeluruh bagi suatu persoalan keputusan, kita harus menyatukan atau mensintesis pertimbangan yang dlbuat dalam melakukan pembandingan berpasang, yaitu melakukan suatu pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan satu bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas setiap elemen. Elemen dengan bobot tertinggi adalah alternatif/rencana yang patut dlpertimbangkan untuk dipilih
3.Mengukur konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
Proses AHP mencakup pengukuran konsistensi yaitu apakah pemberian nilai dalam pembandingan antar obyek telah dllakukan secara konsisten. Ketidakkonsistenan dapat timbul karena miskonsepsi atau ketidaktepatan dalam melakukan hirarki, kekurangan informasi, kekeliruan dalam penulisan angka, dan lain-lain. Salah satu contoh dalam inkonsistensi dalam matriks pembandingan ialah dalam menilai mutu suatu produk. Misalkan, dalam preferensisi pengambil keputusan, A 4x lebih baik dari B, B 3x lebih baik dari C, maka seharusnya A 12x lebih baik dari C. Tetapi jika dalam pemberian nilai, A diberi nilai 6x lebih dari C, berarti terjadi inkonsistensi.
Rasio konsistensi (consistency ratio, CR) menunjukkan sejauh mana analis konsisten dalam memberikan nilai pada matrik pembandingan. Secara umum, hasil analisis dianggap konsisten jika memiliki CR ? 10%. Jika nilai CR > 10%, perlu dipertimbangkan untuk melakukan reevaluasi dalam penyusunan matriks pembandingan.

A.      PERHITUNGAN MATRIK PERBANDINGAN ANTAR KRITERIA
1. Matriks perhitungan tiap kriteria
kuantitas dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
kuantitas dan Kualitas
1
0,333333333
0,2
0,142857143
0,333333333
Ketaatan
3
1
5
0,333333333
0,142857143
Kerja Sama
5
0,2
1
0,333333333
0,333333333
Semangat Kerja
7
3
3
1
3
Disiplin
3
7
3
0,333333333
1
Jumlah
19
11,53333333
12,2
2,142857143
4,80952381
2. Normalisasi Matriks
kuantitas dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
Rata Rata
kuantitas dan Kualitas
0,052631579
0,028901734
0,016393443
0,066666667
0,069306931
0,046780071
Ketaatan
0,157894737
0,086705202
0,409836066
0,155555556
0,02970297
0,167938906
Kerja Sama
0,263157895
0,01734104
0,081967213
0,155555556
0,069306931
0,117465727
Semangat Kerja
0,368421053
0,260115607
0,245901639
0,466666667
0,623762376
0,392973468
Disiplin
0,157894737
0,606936416
0,245901639
0,155555556
0,207920792
0,274841828
Jumlah
1
1
1
1
1

3. Perkalian Matriks

kuantitas dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
Rata Rata
kuantitas dan Kualitas
0,046780071
0,055979635
0,023493145
0,056139067
0,091613943
0,054801172
Ketaatan
0,140340212
0,167938906
0,587328635
0,130991156
0,039263118
0,213172405
Kerja Sama
0,233900353
0,033587781
0,117465727
0,130991156
0,091613943
0,121511792
Semangat Kerja
0,327460494
0,503816718
0,352397181
0,392973468
0,824525484
0,480234669
Disiplin
0,140340212
0,041296452
0,352397181
0,130991156
0,274841828
0,187973366
Jumlah






No
Alternatif
Nama Kriteria
Kualitas Dan Kuantitas
Ketaatan
Kerja sama
Semangat Kerja
Disiplin
1
Ahmad Soleh
Baik
Baik
Sangat Baik
Cukup
Baik
2
Eko Darmawanto
Sangat Baik
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
3
Kiswandi
Baik
Sangat Baik
Cukup
Baik
Baik
4
Ibnu Nugroho
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
5
Slamet
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup

Kriteria dari  Kualitas Dan Kuantitas
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
0,142857143
2
0,142857143
0,333333333
0,723809524
Eko Darmawanto
7
1
7
7
7
5,8
Kiswandi
0,333333333
0,142857143
1
3
3
1,495238095
Ibnu Nugroho
0,2
0,142857143
0,333333333
1
0,333333333
0,401904762
Slamet
3
0,142857143
0,333333333
3
1
1,495238095
11,53333333
1,571428571
10,66666667
14,14285714
11,66666667

Normalisasi Kualitas Dan Kuantitas
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,086705202
0,090909091
0,1875
0,01010101
0,0285714
0,08075735
Eko Darmawanto
0,606936416
0,636363636
0,65625
0,494949495
0,6
0,59889991
Kiswandi
0,028901734
0,090909091
0,09375
0,212121212
0,2571429
0,13656498
Ibnu Nugroho
0,01734104
0,090909091
0,03125
0,070707071
0,0285714
0,04775573
Slamet
0,260115607
0,090909091
0,03125
0,212121212
0,0857143
0,13602204

1
1
1
1
1






Kriteria dari Ketaatan
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
3
0,142857143
0,333333333
3
1,495238095
Eko Darmawanto
0,333333333
1
3
0,333333333
0,333333333
1
Kiswandi
7
0,333333333
1
7
7
4,466666667
Ibnu Nugroho
3
3
0,142857143
1
0,333333333
1,495238095
Slamet
0,333333333
3
0,142857143
3
1
1,495238095
11,66666667
10,33333333
4,428571429
11,66666667
11,66666667
9,952380952

Normalisasi Ketaatan

Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,085714286
0,290322581
0,032258065
0,028571429
0,2571429
0,13880184
Eko Darmawanto
0,028571429
0,096774194
0,677419355
0,028571429
0,0285714
0,17198157
Kiswandi
0,6
0,032258065
0,225806452
0,6
0,6
0,4116129
Ibnu Nugroho
0,257142857
0,290322581
0,032258065
0,085714286
0,0285714
0,13880184
Slamet
0,028571429
0,290322581
0,032258065
0,257142857
0,0857143
0,13880184

1
1
1
1
1

Kriteria dari Kerja Sama
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
3
5
5
3
3,4
Eko Darmawanto
0,333333333
1
3
3
0,333333333
1,533333333
Kiswandi
0,2
0,333333333
1
3
0,333333333
0,973333333
Ibnu Nugroho
0,2
0,333333333
0,333333333
1
3
0,973333333
Slamet
0,333333333
3
3
0,333333333
1
1,533333333
2,066666667
7,666666667
12,33333333
12,33333333
7,666666667
8,413333333

Normalisasi Kerja Sama
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,483870968
0,391304348
0,405405405
0,405405405
0,3913043
0,41545809
Eko Darmawanto
0,161290323
0,130434783
0,243243243
0,243243243
0,0434783
0,16433797
Kiswandi
0,096774194
0,043478261
0,081081081
0,243243243
0,0434783
0,10161101
Ibnu Nugroho
0,096774194
0,043478261
0,027027027
0,081081081
0,3913043
0,12793298
Slamet
0,161290323
0,391304348
0,243243243
0,027027027
0,1304348
0,19065994
1
1
1
1
1






Kriteria dari Semangat Kerja
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
0,333333333
0,333333333
0,333333333
3
1
Eko Darmawanto
3
1
0,333333333
5
0,333333333
1,933333333
Kiswandi
3
3
1
0,333333333
3
2,066666667
Ibnu Nugroho
3
0,2
3
1
0,333333333
1,506666667
Slamet
0,333333333
3
0,333333333
3
1
1,533333333
10,33333333
7,533333333
5
9,666666667
7,666666667
8,04

Normalisasi Semangat Kerja
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,096774194
0,044247788
0,066666667
0,034482759
0,3913043
0,12669515
Eko Darmawanto
0,290322581
0,132743363
0,066666667
0,517241379
0,0434783
0,21009045
Kiswandi
0,290322581
0,398230088
0,2
0,034482759
0,3913043
0,26286796
Ibnu Nugroho
0,290322581
0,026548673
0,6
0,103448276
0,0434783
0,21275956
Slamet
0,032258065
0,398230088
0,066666667
0,310344828
0,1304348
0,18758689
1
1
1
1
1

Kriteria Dari Disiplin
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
1
0,2
3
0,333333333
3
1,506666667
Eko Darmawanto
5
1
5
5
7
4,6
Kiswandi
0,333333333
0,2
1
3
3
1,506666667
Ibnu Nugroho
3
0,2
0,333333333
1
3
1,506666667
Slamet
0,333333333
0,142857143
0,333333333
0,333333333
1
0,428571429
9,666666667
1,742857143
9,666666667
9,666666667
17
9,548571429

Normalisasi Disiplin
Ahmad Soleh
Eko Darmawanto
Kiswandi
Ibnu Nugroho
Slamet
Rata Rata
Ahmad Soleh
0,103448276
0,114754098
0,310344828
0,034482759
0,1764706
0,14790011
Eko Darmawanto
0,517241379
0,573770492
0,517241379
0,517241379
0,4117647
0,50745187
Kiswandi
0,034482759
0,114754098
0,103448276
0,310344828
0,1764706
0,14790011
Ibnu Nugroho
0,310344828
0,114754098
0,034482759
0,103448276
0,1764706
0,14790011
Slamet
0,034482759
0,081967213
0,034482759
0,034482759
0,0588235
0,0488478
1
1
1
1
1




Nilai Alternatif Terhadap Kriteria
Bobot
0,046780071
0,167938906
0,117465727
0,392973468
0,274841828
Nama
Kriteria Kuantitas Dan Kualitas
Ketaatan
Kerja Sama
Semangat Kerja
Disiplin
Ahmad Soleh
0,145297295
0,138801843
0,415458095
0,126695151
0,14790011
Eko Darmawanto
0,562344221
0,171981567
0,164337971
0,21009045
0,507451867
Kiswandi
0,124112541
0,411612903
0,101611008
0,262867955
0,14790011
Ibnu Nugroho
0,043604913
0,138801843
0,127932982
0,212759558
0,14790011
Slamet
0,12464103
0,138801843
0,190659945
0,187586886
0,048847804

Hasil
Nama
0,169346304
Ahmad Soleh
0,296521949
Eko Darmawanto
0,230816894
Kiswandi
0,164635809
Ibnu Nugroho
0,138679044
Slamet




Sistem Pengambilan Keputusan Metode SMART

Sebuah project entah besar atau kecil tentu memiliki tujuan yang jelas. Ada target yang ingin dicapai atau orientasi goal sehingga bisa bertindak sesuai dengan tujuan utama. Namun untuk mencapainya, tentu kita tak dapat sembarangan bertindak. Perlu ada kendaraan yang bisa membawa kita sampai di tujuan utama. Dalam hal ini kendaraan tersebut bisa disebut sebagai metode. Sebuah metode telah diciptakan untuk membantu perusahaan atau suatu kelompok bisa mencapai tujuan sesuai dengan keinginannya. Yaitu Metode SMART, yang dipopulerkan oleh George T. Doran pada tahun 1981.

5 prinsip SMART, yaitu:

  1. Specific (Spesifik)

Target proyek haruslah spesifik dan jelas, agar tidak cepat kehilangan fokus dalam usaha meraihnya. Seperti kata Jack Canfield, penulis Chicken Soup for The Soul, yang mengatakan bahwa penentuan target yang tidak jelas akan membuahkan hasil yang tidak jelas. Pastikan target anda menjawab pertanyaan 5W berikut ini:
  • Apa yang ingin dicapai? (What)
  • Mengapa target itu begitu penting? (Why)
  • Siapa yang terlibat? (Who)
  • Dimana lokasi yang diinginkan untuk mencapai target itu? (Where)
  • Sumber daya apa yang ingin dilibatkan? (Which)
  1. Measurable (Terukur)
Usaha dalam mencapai target juga membutuhkan sesuatu yang terukur. Seberapa besar perkembangan proyek anda yang ingin dicapai. Pencapaian yang terukur dapat membuat anda menjadi lebih termotivasi untuk mencapai target yang diinginkan. Contoh target yang terukur adalah anda ingin menyelesaikan setidaknya lima task per harinya dalam melaksanakan proyek. Pastikan target yang anda inginkan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Seberapa banyak yang ingin saya capai dalam memenuhi target X?
  • Bagaimana saya mengetahui kalau target saya sudah tercapai?
  1. Achievable (Dapat Diraih)
Selain membutuhkan sesuatu yang dapat terukur, target yang dicapai tentunya harus realitis alias bisa dicapai. Anda boleh menentukan target setinggi mungkin, namun pastikan anda tetap bisa meraihnya. Supaya anda bisa menentukan target serealistis mungkin, setidaknya target anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
  • Bagaimana usaha anda dalam mencapai target itu?
  • Berdasarkan hambatan yang ada, seberapa realistis target anda dapat tercapai?
 
  1. Relevant (Relevan)
Pernahkah anda berpikir apakah anda sudah tepat untuk belajar kemampuan tertentu dalam rangka penyelesaian proyek? Jika iya, kemungkinan anda sudah menerapkan aspek Relevant dalam penentuan target anda. Anda perlu menentukan hal-hal yang relevan dengan target anda. Hal-hal yang dipikirkan dalam mendukung target anda bisa dalam bentuk usaha, contohnya pelatihan Manajemen Proyek dalam mendukung kemampuan anda dalam menjalani proyek. Waktu juga merupakan hal yang patut diperhitungkan, misalkan apakah anda sudah mengikuti pelatihan tersebut di waktu yang tepat atau tidak. Selain bentuk usaha dan waktu, pastikan anda juga memikirkan relevansi target dengan pertanyaan ini. Apabila jawabannya iya, bisa dipastikan bahwa target anda sudah relevan. Pertanyaan itu adalah:
  • Apakah anda (atau orang lain yang diminta) adalah orang yang tepat dalam menyelesaikan target tersebut?
  • Apakah usaha yang anda lakukan dalam mencapai target dapat diaplikasikan pada lingkungan sosial-ekonomi saat ini?
  1. Time-Bound (Jangka Waktu)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, waktu adalah hal penting yang harus dipikirkan. Tanpa adanya waktu, proyek tidak akan selesai. Oleh karena itu, Project Management menempatkan waktu sebagai tiga kendala utama bersama lingkup (scope) dan anggaran (budget). Aspek ini memperhatikan rentang waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek. Selain memperhatikan rentang waktu, anda juga harus memikirkan apa yang anda dapat lakukan dari rentang waktu yang sudah ditentukan tersebut.
1.


Kriteria


Alternatif
C1
Kejujuran
C2
Kedisiplinan
C3
Kerajinan
C4
Tanggung Jawab
Jumaedi
0,3
0,3
0,1
0,2
Suryati
0,4
0,4
0,2
0,4
Fandi
0,1
0,2
0,4
0,3
Hasri
0,2
0,1
0,3
0,1

2.
Kriteria
Bobot(Wj)
Kejujuran
40%
Kedisiplinan
30%
Kerajinan
20%
Tanggung Jawab
10%
Total
100%

3. Normalisasi
Kriteria
Bobot
Normalisasi
Kejujuran
40%
40:100=0,4
Kedisiplinan
30%
20:100=0,3
Kerajinan
20%
20:100=0,2
Tanggung Jawab
10%
10:100=0,1

4.  Parameter
Grup
Nilai Parameter
Baik
4
Cukup
3
Kurang
2
Sangat Kurang
1

5. Tabel Kemungkinan
Kriteria
Kemungkinan
Value

>0,5
4

0,3-0,4
3
C1
0,1-0,2
2

<0,1
1
C2
>0,5
4

0,3-0,4
3

0,1-0,2
2

<0,1
1
C3
>0,5
4

0,3-0,4
3

0,1-0,2
2

<0,1
1
C4
>0,5
4

0,3-0,2
3

0,1-0,2
2

<0,1
1

6.
Alternatif
C1
C2
C3
C4
A1
1
3
1
2
A2
4
1
2
4
A3
1
2
1
3
A4
2
1
3
1

7.
Alternatif (A)
Kriteria (C)
Nilai Utility
Normalisasi
Skor
Pernyataan
A1
C1
0
0,4
0,61


C2
0,7
0,3



C3
0
0,2



C4
0,4
0,1


A2
C1
1
0,4
2,2


C2
0
0,3



C3
0,4
0,2



C4
1
0,1


A3
C1
0
0,4
0,19


C2
0,4
0,3



C3
0
0,2



C4
0,7
0,1


A4
C1
0,4
0,4
0,3


C2
0
0,3



C3
0,7
0,2



C4
0
0,1


Min Skor=0,4
 


Supply Chain Management pada PT. Dua Kelinci

Oleh : Nabila Asti Wulandari            (A12.2016.05480) A.   Sejarah PT. Dua Kelinci PT Dua Kelinci juga termasuk pelop...